Moment

Rabu, 18 Mei 2016

Q.S AL QARIAH

 

Muqaddimah

Al-Qaari’ah adalah salah satu nama hari kiamat, seperti nama lainnya; al-Haaqqah, ath-Thaammah, ash-ShaakhkhaH, al-Ghaasyiyah, dan lain-lain. Kemudian dengan mengagungkan urusan hari kiamat ini serta membesarkan keadaanya, Allah Ta’ala berfirman: wa maa adraaka mal qaari’ah (“Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?”) lebih lanjut, Dia menafsirkan melalui firman-Nya: yauma yakuunun naasu kalfaraasyil mabtsuuts (“Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran.”) yakni dalam hal ketersebaran, perpecahan, kepergian dan kedatangan mereka karena perasaan bingung  atas apa yang mereka alami, seakan-akan mereka itu seperti kapas yang dihamburkan, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala dalam ayat yang lain: ka-annaHum jaraadum muntasyir (“Seakan-akan  mereka itu belalang yang bertebaran.”) (al-Qamar: 7).

Al-Qaari’ah yang mengguncang manusia karena dahsyatnya serta memekakkan telinga mereka dengan suaranya yang menggelegar adalah hari Kiamat. Hari di mana ketakutan besar terjadi dan benda-benda yang di atas bercampur dengan benda-benda di bawah. Musuh-musuh Allah dibuat takut oleh siksaan Allah dan kehinaan. Itulah Al-Qaari’ah Al-Kubra. Tahukah kamu apa itu Al-Qaari’ah? Pertanyaan ini untuk mendramatisir kondisi. Tahukah kamu? Apa itu Al-Qaari’ah? Ya, siapa memberitahumu tentangnya dan diberitahu hakikatnya? Tidak ada yang dapat memberitahumu selain yang menciptakannya, Dialah Allah. Anda tidak akan tahu selain apa yang diceritakan kepadamu oleh Tuhannya.
Tafsir Ayat
Al-Qari’ah adalah salah satu nama hari Kiamat, dan ia adalah waktu yang mengagetkan dan mengejutkan manusia dengan huru-haranya.
1. Oleh karena itu, Allah membesarkan dan mengagungkan kejadian itu dengan firman-Nya bernada pertanyaan apakah hari yang mengejutkan itu.?
2. Kemudian ditambah lagi dengan berfirman, Apakah yang kamu ketahui dengan kejadian yang mengejutkan itu.?
3. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan keadaan manusia pada hari itu. Dia berfirman, yaitu hari di mana manusia karena sangat terkejutnya menjadi seperti anai-anai yang bertebaran. Mereka datang, pergi dan berpencar karena kebingungan yang mencapai puncaknya. Kata Farasy dalam surat ini adalah anai-anai yang keluar pada malam hari, bercampur aduk tidak tahu mau ke mana dan ketika ada api dinyalakan langsung berhamburan kepadanya karena pengetahuannya yang lemah. Itulah keadaan manusia, makhluk yang memiliki akal.
5. Sedangkan gunung, makhluk bisu dan keras itu, maka ia seperti bulu yang dihambur-hamburkan, yang wujudnya lemah sekali, bisa diterbangkan oleh hembusan angin yang lemah, dan setelah itu, menjadi debu yang beterbangan, kemudian mengecil dan hilang tidak kelihatan.
6-7. Pada saat itulah, timbangan dipasang dan manusia terbagi menjadi dua golongan: orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka. Orang yang lebih berat timbangan kebaikannya itulah yang berada di dalam kehidupan yang enak bahagia, mereka rela dan puas dengan balasan yang mereka dapatkan di surga.
8-9. Sedangkan golongan kedua, yaitu orang yang timbangan keburukannya lebih berat, maka tempat tinggalnya adalah neraka, yang salah satu namanya adalah Hawiyah, di atas kepalanya dia akan terjun ke dalamnya dan neraka itu baginya bagaikan ibu yang selalu bersamanya.
10-11. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya tentang Hawiyah itu untuk menunjukkan kedahsyatan hakekatnya. Dia berfirman, tahukah kamu apakah hawiyah itu.? Dan dijawab oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri, ia adalah api yang amat sangat panas, melebihi panas api di dunia tujuh kali lipat. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa ta’ala daripadanya.
Neraka Hawiyah ?
Adapun firman Allah ta’ala: Fa ummuHuu Haawiyah (“Maka tempat kembalinya  adalah neraka hawiyah”) ada yang mengatakan: “Artinya, maka dia akan jatuh ke neraka jahanam dengan kepala di bawah. Dia mengungkapkan dengan menggunakan kata  “ummuhu”  yang berarti “otaknya”. Hal senada diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Abu Shalih, dan Qatadah. Ada juga yang berpendapat: “Artinya tempat yang menjadi rujukan dan kembalinya pada hari kebangkitan kelak adalah Neraka Hawiyah.” Hawiyah ini adalah salah satu nama neraka. Ibnu Jarir mengatakan: “Hawiyah disebut dengan sebutan ummuhu [induknya], karena tidak ada tempat kembali baginya kecuali neraka  tersebut. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman seraya menafsirkan kata Hawiyah, firman-Nya: Wa maa adraaka maa HiyaH naarun haamiyaH (“Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? yaitu api yang sangat panas.”) firman-Nya: naarun haamiyaH karena api itu benar-benar sangat panas dan mempunyai kobaran dan sengatan yang sangat kuat. Abu  Mush’ab meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. Pernah bersabda: “Api anak cucu  Adam yang biasa  kalian nyalakan itu hanya satu bagian dari tujuh puluh bagian neraka jahanam.”)
Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, satu bagian saja sudah sangat cukup?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya satu bagian api itu masih ditambah lagi dengan  enampuluh Sembilan bagian.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Faedah

1. Penetapan akidah tentang kebangkitan dan balasan dengan menyebutkan sebagian gambarannya.

2. Peringatan dari kejadian mengerikan pada hari kiamat dan adzab Allah yang ada padannya.

3. Penetapan akidah tentang penimbangan amal shaleh dan keburukan serta balasannya.

4. Penetapan bahwa manusia pada hari kiamat terbagi menjadi dua kelompok di neraka sesuai dengan perbuatan mereka. satu kelompok di Surga dan satu kelompok di neraka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar